IDI di Mata Masyarakat: Persepsi dan Ekspektasi Publik

IDI di Mata Masyarakat: Persepsi dan Ekspektasi Publik

Persepsi dan ekspektasi masyarakat terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah cerminan dari dinamika hubungan antara profesi medis dan publik. Sebagai satu-satunya organisasi profesi dokter di Indonesia, IDI memegang posisi sentral yang tidak hanya mewakili anggotanya, tetapi juga bertanggung jawab terhadap kesehatan bangsa.


 

Persepsi Positif Masyarakat terhadap IDI

 

Secara umum, masyarakat memiliki beberapa persepsi positif terhadap IDI:

  • Pelindung Kualitas Profesi: Banyak masyarakat memandang IDI sebagai penjaga standar etika dan profesionalisme dokter. Keberadaan IDI memberikan rasa aman bahwa ada lembaga yang mengawasi praktik dokter, memastikan pelayanan yang diberikan sesuai dengan kaidah medis.
  • Mitra Pemerintah dalam Kesehatan: Terutama selama masa pandemi COVID-19, peran IDI sebagai mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan kesehatan dan mengedukasi publik sangat menonjol. Masyarakat melihat IDI sebagai suara ahli yang kredibel dalam isu-isu kesehatan nasional.
  • Wadah Aspirasi Dokter: Sebagian masyarakat memahami bahwa IDI adalah organisasi yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan dokter, yang secara tidak langsung diharapkan akan berdampak pada kualitas pelayanan.
  • Penyedia Informasi Kesehatan: IDI seringkali menjadi sumber informasi kesehatan yang dapat dipercaya bagi masyarakat, terutama melalui publikasi atau pernyataan resmi terkait isu-isu kesehatan penting.

 

Ekspektasi dan Tantangan Persepsi Negatif

 

Meskipun memiliki citra positif, IDI juga menghadapi ekspektasi tinggi dan terkadang persepsi negatif dari masyarakat:

  • Transparansi dan Akuntabilitas: Masyarakat berharap IDI lebih transparan dalam proses pengambilan keputusan, terutama terkait sanksi etik atau kasus dugaan malpraktik. Ada ekspektasi agar proses penanganan keluhan pasien lebih terbuka dan akuntabel.
  • Ketersediaan dan Pemerataan Dokter: Masyarakat di daerah terpencil seringkali berharap IDI dapat lebih aktif dalam mendorong pemerataan dokter, sehingga akses terhadap layanan kesehatan berkualitas tidak hanya terkonsentrasi di perkotaan.
  • Peran dalam Kebijakan Kesehatan: Publik mengharapkan IDI terus menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kepentingan pasien dan profesi dokter dalam setiap perubahan kebijakan kesehatan, dan tidak hanya bersikap reaktif.
  • Perlindungan Pasien: Meskipun IDI melindungi dokter, ada ekspektasi kuat dari masyarakat agar IDI juga secara proaktif melindungi pasien dari praktik yang tidak etis atau tidak sesuai standar.
  • Adaptasi Teknologi: Di era digital, masyarakat mengharapkan IDI dapat mengawal dokter untuk beradaptasi dengan teknologi baru (misalnya telemedicine) tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan menjaga privasi data pasien.
  • Citra « Superbody » atau Monopoli: Dalam beberapa kesempatan, ada persepsi di masyarakat bahwa IDI memiliki kekuatan yang terlalu besar atau cenderung memonopoli kewenangan dalam dunia kedokteran, terutama terkait proses pendidikan dan praktik. IDI sendiri telah membantah tudingan ini, menjelaskan bahwa perannya didasarkan pada amanah undang-undang dan lebih pada fungsi pembinaan serta pengawasan etik.

 

Upaya IDI untuk Membangun Kepercayaan Publik

 

IDI terus berupaya membangun dan mempertahankan kepercayaan publik melalui:

  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan sosialisasi mengenai peran dan tanggung jawab dokter, serta pentingnya hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Ini termasuk edukasi tentang hak-hak pasien dan literasi kesehatan.
  • Keterbukaan Informasi: Berupaya lebih terbuka dalam komunikasi publik dan memberikan informasi yang transparan mengenai kinerja organisasi dan isu-isu yang relevan.
  • Responsif terhadap Isu Publik: Cepat dan tepat dalam menanggapi isu-isu kesehatan yang berkembang di masyarakat, berdasarkan bukti ilmiah.
  • Penguatan Fungsi MKEK: Memperkuat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) sebagai lembaga independen yang menangani dugaan pelanggaran etik, sehingga memberikan rasa keadilan bagi semua pihak.

Persepsi masyarakat adalah aset penting bagi IDI. Dengan terus berinovasi, beradaptasi, dan menjaga komunikasi yang efektif dengan publik, IDI dapat memperkuat posisinya sebagai organisasi profesi yang dihormati dan dipercaya, demi kemajuan kesehatan Indonesia.